Kesuksesan Balap MotoGP tidak terlepas dari organisasi-organisasi
yang terlibat di dalamnya Beberapa organisasi yang tergabung dalam
komisi Grand Prix antara lain
FIM,
Dorna,
IRTA, dan
MSMA.
FIM (Federation Internationale de Motocyclisme) merupakan badan tertinggi di dunia yang mengurusi hal-hal seputar sepeda motor. FIM yang berdiri pada tahun
1904
ini tidak hanya mengurusi balap motor, tetapi juga menjadi pengawas
motor-motor produksi yang dijual masal, terutama soal keamanan dan
kelayakan. Dalam kegiatan balap motor, FIM adalah badan yang mengurusi
dan bertanggung jawab mengenai regulasi dan teknis pelaksanaan balapan,
juga mengenai status, taraf, dan kriteria dari sebuah kejuaraan balap
motor.
Dorna
adalah organisasi penyelenggara balapan MotoGP, atau dengan kata lain
Dorna adalah promotor kejuaraan MotoGP. Dorna bertanggung jawab terhadap
kualitas event dan juga mengurusi sponsor event.
IRTA (International Road racing Team Association),
anggota organisasi ini terdiri dari tim-tim yang mengikuti balapan
MotoGP. Organisasi ini berfungsi untuk menyalurkan aspirasi tim dan para
pembalap yang tergabung di dalamnya. Dengan organisasi inilah pembalap
dapat memberikan masukan dan menentukan hak-hak dan kepentingannya,
antara lain nilai kontrak, keamanan dan kelayakan sirkuit.
MSMA (Motor Sport Manufacturer Association) merupakan organisasi dalam MotoGP yang terdiri dari pabrikan-pabrikan motor yang mengikuti kejuaraan MotoGP, seperti
Honda,
Yamaha,
Ducati,
Suzuki,
Kawasaki,
dan pabrikan lainnya. Fungsi dari organisasi ini antara lain memutuskan
peraturan teknis mengenai regulasi motor bersama dengan organisasi lain
yang tergabung di komisi Grand Prix.
Karier Pembalap
Terdapat penjenjangan karier bagi para pembalap yang turun di balap
motor dunia, apabila seorang pembalap cukup berprestasi ia akan direkrut
oleh tim yang ada dikelas berikutnya dari kelas 125 cc, kelas 250 cc,
kemudian kelas puncak MotoGP. Pembalap yang turun di kelas 125 cc
sendiri berasal dari pembalap yang berprestasi di kejuaraan regional
atau nasional di negaranya masing-masing, seperti All Japan road racing
di Jepang, ataupun kejuaraan Eropa.
Para pembalap yang turun di kelas puncak MotoGp berasal dari beberapa kejuaraan. Selain berasal dari kelas 250 cc seperti
Valentino Rossi,
Marco Melandri,
Daniel Pedrosa, ada pula pembalap yang berasal dari AMA Superbike seperti
Nicky Hayden, dari British Superbike seperti
Shane Byrne, juga dari World Superbike seperti
Noriyuki Haga,
Colin Edwards,
Troy Bayliss,
Neil Hodgson,
Ruben Xaus dan
Chris Vermeulen.
Banyaknya para pembalap yang berasal dari superbike ini tidak terlepas
dari berubahnya kelas puncak GP motor yang membolehkan penggunaan motor
bermesin 4 tak 990 cc pada tahun 2002, setelah sebelumnya hanya mesin 2
tak 500 cc yang boleh digunakan.
Spesifikasi
Mesin YZR-M1 empat silinder (empat tak) di acara Tokyo Motor Show 2009.
Setiap peraturan mengenai tiap-tiap kelas balapan dibentuk oleh
FIM
sebagai organisasi yang berwenang melakukannya. FIM membentuk dan
mengeluarkan peraturan-peraturan baru yang dipandang sesuai dengan
perkembangan balapan. Pada permulaan era baru MotoGP pada tahun 2002,
motor bermesin 2 tak 500 cc dan 4 tak 990 cc dibolehkan untuk digunakan
dalam balapan. Kedahsyatan tenaga dari motor bermesin 4 tak yang
mengungguli motor bermesin 2 tak menyingkirkan seluruh mesin 2 tak dari
persaingan, dan musim-musim balap selanjutnya tidak ada lagi motor 2 tak
yang digunakan.
Pada tahun 2007,
FIM
akan memberlakukan peraturan baru bahwa motor-motor MotoGP akan
dibatasi menjadi 4 tak 800 cc. Alasan yang dikemukakan dari pengurangan
kapasitas silinder mesin ini adalah untuk meningkatkan keamanan
pembalap, mengingat tenaga dan kecepatan puncak yang dihasilkan
mesin-mesin MotoGP telah meningkat secara drastis sejak 2002. Rekor
kecepatan MotoGP saat ini adalah 347,4 km/jam yang dicetak oleh
Loris Capirossi dengan motor Ducati di sirkuit
Catalunya,
Barcelona
pada tahun 2004. Sebagai perbandingan rekor kecepatan F1 saat ini
adalah 369,9 km/jam yang dicetak oleh Antonio Pizonia dengan mobil BMW,
di sirkuit Monza pada tahun 2004.
Keputusan pilihan untuk membatasi kapasitas mesin menjadi 800 cc
(daripada dengan metode pembatasan tenaga lain, seperti pengurangan
jumlah gir transmisi yang diizinkan) menurut para pengamat MotoGP sangat
menguntungkan Honda. Honda menggunakan mesin lima silinder, dan hanya
perlu mengurangi satu silinder untuk membenahi mesin mereka agar sesuai
regulasi yang baru, sementara pabrikan lainnya harus mendesain ulang
seluruh mesin mereka. Pembatasan menjadi 800 cc juga menimbulkan
kontroversi bahwa sepertinya saat ini motor yang digunakan dalam
kejuaraan Superbike 1000 cc menjadi yang tercepat dalam balapan motor
sirkuit di seluruh dunia.
Mesin yang digunakan dalam kelas 125 cc dibatasi sebanyak satu
silinder dan dengan berat minimal 80 kilogram, sementara untuk kelas 250
cc dibatasi sebanyak dua silinder dengan berat minimal 100 kilogram.
Motor-motor untuk kelas MotoGP dibolehkan menggunakan mesin dengan
jumlah silinder antara tiga sampai enam silinder, dan terdapat variasi
dalam pembatasan berat tergantung jumlah silinder yang digunakan. Ini
disebabkan sebuah mesin dengan silinder yang lebih banyak, tenaga yang
dihasilkan juga lebih besar, dan batasan berat meningkat. Pada tahun
2006 mesin-mesin yang digunakan di MotoGP adalah mesin empat dan lima
silinder. Honda menggunakan lima silinder, sementara Yamaha, Ducati,
Kawasaki, dan Suzuki menggunakan empat silinder.
Motor-motor yang digunakan dalam Grandprix motor dibuat tidak hanya
untuk balapan saja, tetapi juga sebagai ajang unjuk kekuatan dan
kemajuan teknologi antar pabrikan. Sebagai hasilnya seluruh mesin-mesin
MotoGP dibuat dengan menggunakan material yang sangat mahal dan ringan
seperti titanium, dan
carbon-fiber-reinforced plastic.
Motor-motor tersebut juga menggunakan teknologi yang tidak tersedia
untuk konsumsi umum, misalnya adalah perangkat elektronik yang canggih
termasuk telemetri, engine management systems, kontrol traksi, rem
cakram karbon, dan teknologi mesin modern yang diadopsi dari teknologi
mesin mobil F1.
Jika motor-motor yang dipakai di kelas MotoGP hanya dilombakan di
tingkat kejuaraan dunia, motor-motor yang digunakan di kelas 125 cc dan
250 cc relatif lebih terjangkau. Harga sebuah motor 125 cc kurang lebih
sama dengan sebuah mobil. Motor-motor ini sering digunakan dalam
kejuaraan balap motor nasional di seluruh dunia.
Satu dari beberapa tantangan utama yang dihadapi para pembalap MotoGP
dan Insinyur motor MotoGP adalah bagaimana untuk menyalurkan tenaga
mesin yang luar biasa – lebih dari 240 dk (179 kW), melalui titik kontak
dua buah ban dan permukaan aspal sirkuit dengan lebar hanya sekitar
lengan manusia. Sebagai perbandingan mobil F1 menghasilkan lebih dari
950 dk (700 kW) tetapi dengan empat buah ban, sehingga memiliki titik
kontak permukaan dengan aspal sepuluh kali lebih lebar dari motor
MotoGP.